Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NIAT dan SEHAT, Kunci Utama dari Syarat Wajib dan Sah Puasa yang Wajib Harus Diketahui


Pelajar NU Gembong - 
Tanpa disangka - sangka Ramadhan dah mulai menghampiri kita, pastinya kita harus tahu saat melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan, syarat wajib dan sah puasa adalah segala hal yang membuat ibadah bisa diterima puasanya dan juga mendapatkan pahala.

Dan tentunya syarat wajib dan sah puasa di bulan Ramadhan yang benar agar ibadah kita bisa sempurna, yaitu dengan melakukanya sebaik mungkin pada bulan Ramadhan, karena itu semua itu tak terlepas dari aturan - aturan yang sudah ada di dalam islam.

Pastinnya syarat wajib dan sah puasa di bulan Ramadhan sudah kita alami dari tahun ke tahun dimana pada bulan Ramadhan adalah ladang seseorang untuk memperbaiki diri dalam hal beribadah.

Bulan Ramadhan memang cocok untuk berlomba - lomba untuk menambah keimanan dan ketaqwaan dalam beribadah, ibadah tersebut diantaranya ibadah puasa.

Puasa adalah salah satu ibadah yang wajib dilakukan selama bulan Ramadhan dengan menahan rasa lapar, haus dan juga syahwat dari terbit fajar hingga sampai terbenamnya matahari.

Lalu bagaimana caranya kita bisa beribadah di bulan Ramadhan dan bisa menyempurnakan ibadah sesuai dengan syarat wajib dan sah puasa?.

Artikel ini membahas terkait syarat wajib dan sah puasa di bulan Ramadhan, dan juga inilah syarat wajib dan sah puasa.


Berikut 6 syarat wajib puasa :

(Pertama Islam)

Dimana Puasa Ramadan diwajibkan bagi umat Muslim. Hal ini dilandaskan pada kitab Al-Quran tentang perintah puasa dalam QS. Al-Baqarah: 183.

Ya 'ayuha aladhiinaamnuu kutibalaykummussyam kama kutib a’lalladzi namin qablikum l’allakum tattaqun.

Yang mempunyai arti, "Wahai orang - orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa".

(Kedua Berakal)

Dimana Apabila seorang Muslim kehilangan akal sehatnya (gila) maka puasa tidaklah diwajibkan untuknya, dan begitupun dengan seorang muslim yang kehilangan kesadarannya atau dalam keadaan mabuk.

(Ketiga Balig)

Dimana Ketika orang anak menginjak usia baligh, barulah ia terkena beban syariat.

(Keempat Mampu)

Dimana Mampu berarti orang yang menjalankan ibadah puasa harus sehat jasmani dan rohani, tidak sakit dan tidak melakukan perjalanan jauh atau musafir.

Apabila umat muslim tengah sakit atau melakukan perjalanan jauh, maka keduanya diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Namun, umat muslim diwajibkan mengganti di lain waktu, sebelum bulan Ramadhan kembali datang.

(Kelima Sehat)

Dimana Ketika sakit tidak diwajibkan untuk berpuasa wajib, namun harus menggantinya di hari lain saat sudah sembuh kembali.

(Keenam Bukan Musafir)

Dimana Bukan seorang musafir atau sedang melakukan perjalanan jauh.


Berikut 5 syarat sah puasa :

(Pertama Islam)

Dimana syarat sah puasa diharuskan orang yang beragama Islam. Jika bukan beragama Islam maka puasanya tidak akan sah.

Karena puasa adalah ibadah yang masuk dalam rukun Islam seperti pada hadist riwayat Imam Turmudzi dan Imam Muslim.

(Kedua Niat)

Dimana Rasulullah Saw bersabda: "Barang siapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka tidak ada puasa untuknya." (HR. Tirmidzi, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ahmad).

Jika seseorang berpuasa namun lupa atau tidak berniat, maka puasanya tidak sah. Maksudnya puasa wajib bulan Ramadhan atau puasa wajib nazar atau puasa wajib qadha.

(Ketiga Berakal)

Dimana Berakal terhadap syarat sah mulai berlaku saat muslim sudah bisa membedakan baik dan buruk (tamyiz). Jika belum baligh namun sudah tamyiz maka anak tersebut sah untuk berpuasa.

Namun puasa menjadi tidak sah apabila anak tersebut belum tamyiz atau mengalami gangguan jiwa.

(Keempat Masuk Waktu Puasa)

Dimana syarat sah puasa selanjutnya adalah memasuki waktu untuk berpuasa, dan puasa wajib akan sah jika sudah memasuki tanggal 1 Ramadhan, untuk mengetahui awal bulan Ramadhan bisa dilakukan dengan cara melihat hilal secara langsung dan dari saksi yang dapat dipercaya.

Namun, jika hilal tidak terlihat maka dapat menentukan bulan Ramadhan dengan menghitung bulan Syaban menjadi 30 hari.

(Kelima Suci dari Haid dan Nifas)

Dimana Berdasarkan hadis dari Mu’adzah yang pernah bertanya pada ‘Aisyah RA tentang hal tersebut. Mu’adzah berkata: “Saya bertanya kepada Aisyah ‘Kenapa gerangan perempuan yang haid mengqadha’ puasa dan tidak mengqadha’ shalat?’ Aisyah menjawab, ‘Apakah kamu dari golongan Haruriyah?

‘ Aku menjawab, ‘Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.’ Dia menjawab, ‘Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha’ puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha’ shalat’.”

Berikut itulah penjelasan - penjelasan terkait syarat wajib dan sah puasa di bulan Ramadhan yang telah di rangkum dan bisa dijadikan referensi, semoga bermanfaat.***


Penulis    : M. Zaenul Fikron

Editor      : M. Zaenul Fikron